Gubernur Lampung: Keragaman Dalam Bhinneka Tunggal Ika Adalah Aset Yang Paling Berharga

439
Gubernur Lampung: Keragaman Dalam Bhinneka Tunggal Ika Adalah Aset Yang Paling Berharga
Gubernur Lampung dan Kapolda Lampung melakukan penandatanganan Deklarasi Kebhinekaan Cinta Damai. Foto: Dok. Humas Pemprov Lampung

Sebatin.com, Bandar Lampung – Bertindak selaku Pembina Apel Besar Kebersamaan Dalam Kebhinekaan Cinta Damai di Lapangan Mapolresta Bandar Lampung (15/11/2016), Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo dalam sambutannya mengajak seluruh peserta apel dan masyarakat di Provinsi Lampung, untuk membangun Indonesia dengan gigih, agar bangsa Indonesia lebih bermartabat dan lebih terhormat.

“Jika ada aspirasi, ada perbedaan, ketidak samaan sikap dalam sesuatu, mari kita tuntaskan dengan musyawarah mufakat, dengan hati penuh cinta kasih untuk mencari solusi yang terbaik bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ungkap Gubernur Lampung.

Lebih lanjut Gubernur Lampung mengimbuhkan, bahwa esensi atau inti dari motto “Bhinneka Tunggal Ika” hakekatnya mengandung nilai-nilai nasionalisme, yaitu persatuan, kesatuan, serta kebersamaan untuk satu niat dan tujuan yang dijalin erat oleh rasa persaudaraan.

Menurut Gubernur, sudah tentu, keragaman yang terikat dalam Bhinneka Tunggal Ika adalah aset yang paling berharga bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita luhurnya, yakni menata dan membangun bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa bermartabat yang mampu berdiri sendiri: adil, makmur, damai, dan sentosa.

Masih dalam kesempatan yang sama, Orang nomor satu di Provinsi Lampung tersebut coba mengingatkan kembali akan bahayanya perbedaan yang tidak memprioritaskan kepentingan dan tujuan bersama. M. Ridho Ficardo menilai, Perbedaan kelompok, perbedaan pendapat, dan perbedaan pemikiran, dapat menjadi penyakit mematikan yang merongrong bangsa Indonesia, jika tidak lagi memprioritaskan kepentingan serta tujuan bersama atas nama kebersamaan yang dilandasi oleh rasa persaudaraan. Hal ini seperti yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika.

“Sikap-sikap yang jelas bertentangan dengan hakikat Bhinneka Tunggal Ika, hanya akan membawa demokrasi Indonesia ke jurang kebablasan, dimana kedemokrasiannya bukan lagi media atau alat untuk menegakkan niIai-nilai nasionalisme yang menjadi subjek dari satu niat dan tujuan yang utuh. Tetapi, menjadi ajang perseteruan dan menjadi kendaraan untuk memperebutkan kursi kehormatan yang disebut kekuasaan,” ungkap M. Ridho Ficardo.

Diketahui, acara ini juga dihadiri oleh FORKOPIMDA Provinsi Lampung, Walikota dan Wakil Walikota Bandar Lampung, sejumlah Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Organisasi Sosial Kemasyarakatan Pemuda (OKP), Pelajar/Mahasiswa, TNI dan POLRI.

Dalam kesempatan tersebut, Forkopimda dan Perwakilan Tokoh Agama dan Masyarakat Lampung melakukan Penandatanganan Deklarasi Kebhinekaan Cinta Damai.

Sementara itu, berdasarkan informasi yang diterima Sebatin.com dari Kabag Humas Pemprov Lampung Heriyansyah , pelaksanaan Apel Besar ini adalah dalam rangka untuk kembali meneguhkan pentingnya Persatuan dan Kesatuan dalam Kebhinekaan di Provinsi Lampung.

Menurut Heriyansyah, Apel ini merupakan wujud nyata dalam upaya menjaga dan memelihara kerukunan antar umat beragama, adat istiadat serta budaya dan bahasa. Keanekaragaman tersebut tidak menjadi penghalang, bahkan dianggap sebagai kekayaan bangsa Indonesia. (Rls/Red)

Tinggalkan Komentar Anda