Sebatin.com – Selfie atau kegiatan memotret diri sendiri saat ini merupakan hal yang sangat sering dilakukan oleh masayrakat. Dimanapun, kapanpun, bahkan kondisi apapun banyak beberapa masyarakat terus narsis dengan kegiatan selfienya, namun tahukah anda bahwa terlalu sering selfie menandakan bahwa mental anda terganggu?
Penelitian terhadap selfie ini sudah dilakukan diberbagai negara maju, dalam penelitiannya mereka mengungkapkan bahwa perilaku selfie berlebihan menandakan bahwa sesorang tersebut memiliki masalah sosial yang cukup tinggi, seperti cenderung merasa kesepian, dan itu merupakan tanda dari kesehatan mental. Hal ini seperti dilansir dalam laman Dailymail
Kasus selfie sendiri pernah heboh akibat seorang remaja di Inggris menggemparkan dunia karena percobaan bunuh dirinya. Pria remaja bernama Danny Browman mencoba bunuh diri lantaran ia tidak puas dengan hasil selfienya, ia juga merasa putus asa karena hasil selfienya ini tidak bisa menarik perhatian para gadis. Menurut info, Danny sendiri menghabiskan waktu 10 jam dalam setiap harinya untuk mengambil sekitar 200 jepretan potret dirinya. Hal ini juga membuatnya dikeluarkan dari sekolah, karena mengganggu aktifitas sekolah.
Dilansir dalam cnnindonesia, Roslina Verauli, selaku psikolog anak, remaja, dan keluarga menjelaskan bahwa tingginya tingkat selfie tidak ada kaitannya dengan usia. Ia mengungkapkan bahwa selfie yang sudah masuk dalam ganguan apabila perilaku tersebut sudah mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari, seperti pendidikan, pekerjaan hingga pola makan. Apabila seseorang lebih bernafsu dalam berselfie daripada kehidupan sosialnya maka itu bisa masuk kategori terganggu mentalnya.
Nah, bagi yang hobi selfie-selfie ria, hendaknya lebih memperhatikan kehidupan sosial disekitar. Selfie boleh saja dilakukan, namun dalam kadar yang wajar, jangan sampai mengganggu peranan hidup kita sebagai mahluk sosial. (Willi)
