Hujan Selalu Datang, Petani Cabai di Metro Keluhkan Harga Jual Menurun

317
Hujan Selalu Datang, Petani Cabai di Metro Keluhkan Harga Jual Menurun
Kondisi cabai merah kriting yang rusak karena terserang hama patek. Foto: Arby - Sebatin.com

Sebatin.com, Kota Metro – Harga cabai di pasaran yang kian pedas, menyentuh angka 50 hingga 60 Ribu Rupiah perkilogram, ternyata tidak membuat petani kebagian “Nikmat”. Sebaliknya, para petani justru merugi lantaran hasil panen turun drastis hingga 50 persen.

Di Kota Metro, musim penghujan dengan intensitas yang tinggi menjadi masa-masa sulit bagi petani cabai, Selain tanaman gampang membusuk dan hama yang kerap menyerang, merosotnya harga juga menjadi permasalahan yang kerap dikeluhkan.

Salah satunya dialami Marsono, petani cabai asal Kelurahan Mulyosari Kecamatan Metro Barat ini, mengeluhkan berpengaruhnya kualitas cabai di musim penghujan.

“Ya kalau dengan musim sekarang ini kan terlalu extrim jadi pasti berpengaruh, karena banyak kendala, salah satunya penyakit hama yang sangat sulit kita tanggulangi adalah hama Patek. Jadi hujan deras yang tinggi dan cuaca yang kayak gini ya sangat berpengaruh,” ujarnya (6/3/2017).

Hujan Selalu Datang, Petani Cabai di Metro Keluhkan Harga Jual Menurun 2
Marsono (45) Petani cabai di Metro Barat saat diwawancara Sebatin.com di kebunnya, Senin (6/3/2017). Foto: Arby – Sebatin.com

Marsono menilai, sedikitnya 10 hingga 20 persen hasil cabainya terserang hama Patek setiap kali memanen.

“Kalau kita presentasi, sekali metik itu ada sekitar 10 sampai 20 persen yang terserang patek itu. Dan kalo masalah produksi jelas berkurang, apalagi cuaca seperti ini, perawatan harus lebih intensif lagi kalau nggak pada mati semua tanamannya,” tuturnya.

Pria 45 tahun ini juga mengeluhkan merosotnya harga jual yang mencapai 50 persen.

“Harga jual yang sekarang menurun jauh dari yang kemarin, sekarang ini petani jual ke pengepul itu cuma di hargai 25 ribu untuk cabe merah kriting, dan hijau 10 sampai 15 ribu. Kalo sebelumnya merah itu dihargai 40 sampai 45 ribu per kilonya dan hijau itu 20 sampai 25 ribu per kilonya, jadi hampir 50 persen sendiri turunnya,” terang Marsono.

Dirinya merasa kecewa lantaran turunnya harga, namun dirinya tetap berharap pemerintah dapat mengupayakan kestabilan harga demi kesejahteraan para petani.

“Kita sebagai petani juga jelas kecewa lah, waktu nanem masih harga tinggi giliran panen kita berharap harga tinggi sama seperti sebelumnya, tapi ternyata menurun. Kalo harapan kita ya dengan harga jual yang tinggi, ya itu memang harapan petani. Jadi, tidak hanya melihat berita di TV yang harganya sampe seratusan ribu, ternyata di petani hanya 20 ribu,” papar Marsono.

(Arby)

Tinggalkan Komentar Anda