Tak Dapat BBM, Armada Sampah DLH Metro Terancam Mandek Operasi

29
Tak Dapat BBM, Armada Sampah DLH Metro Terancam Mandek Operasi
Armada pengangkut sampah DLH Metro, terparkir tak beroperasi, Rabu (18/5/22) pagi. Photo : ade

Sebatin.com, Kota Metro – Puluhan tenaga harian lepas (THL) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Metro menggelar aksi mogok kerja dengan menonaktifkan operasi rutin armada pengangkut sampah.

Hal tersebut dilakukan buntut dari tidak tersedianya bahan bakar minyak (BBM) guna kebutuhan armada truck DLH Metro di SPBU 24.341.09 Metro Barat.

“Kita nggak bisa isi BBM di SPBU. Kalau nggak ada BBM bagaimana kita mau jalan. Maka kita semua ke kantor, kita tanya ke yang berkompeten menanyakan ini. Biasanya kita ambil BBM itu di Pertamina Ganjar Agung. Banyaknya itu 15 liter per mobil truk,” ujar salah seorang THL pengangkut sampah yang tak ingin disebutkan namanya, Rabu (18/5/22).

Sementara itu, Kepala DLH Kota Metro, Irianto Marhasan mengungkapkan bahwa, BBM tidak dapat diambil oleh petugas pengangkut sampah lantaran adanya kesalahan administrasi, yaitu keterlambatan pembayaran.

“BBM ini dikatakan sulit juga tidak, karena ini ada pergantian pejabat pengadaan. Jadi yang baru belum banyak tahu, jadi hanya keterlambatan SPJ saja. Hari ini sudah masuk transfer,” ujarnya.

Ia mengaku telah berkoordinasi dengan pihak SPBU, Irianto juga memastikan bahwa seluruh armada angkutan mulai beroperasi memungut sampah siang nanti.

“Nanti siang sudah bisa operasional lagi. Kita sudah hubungi SPBU, juga sudah oke. Satu wilayah cukup waktunya kita angkut dalam sehari. Kejadian ini baru ini terjadi,” pungkasnya.

Sementara itu, Kabid Pengelolaan Sampah DLH Kota Metro, Dedi Alfian menjelaskan, masalah ketersediaan BBM armada truk bukan persoalan yang rumit.

“Ada 21 armada truk, pagi ini belum jalan karena belum ada BBM. Tapi nanti sudah bisa di ambil karena persyaratan untuk pencairannya sudah pada lengkap semua. Ini cuma hari ini saja, sebenarnya tidak terjadi masalah karena berkas itu ada kesalahan-kesalahan maka kita lengkapi dan yang salah kira perbaiki. Jadi agak terlambatnya karena itu,” bebernya.

Ia juga menerangkan bahwa masing-masing armada mendapatkan jatah 5.250 liter solar per truk pertahun. Maka jika ada 21 armada truk, DLH mengeluarkan kocek diperkirakan senilai Rp 567.787.500 atau sebanyak 110.250 liter, jika harga solar diangka Rp 5.150 perliter.

“Dengan kesalahan berkas itu, maka pencairan ke Pertamina agak terlambat dan pagi ini sudah dibayar. Kalau anggarannya sudah ada dan tidak ada masalah. Anggaran satu mobil truk itu 15 liter perhari. Tinggal dikalikan 350 hari dan dikali 21 truk itu besaran anggarannya setahun,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Komentar Anda