Sebatin.com, Kalirejo –Tradisi pemberian nama terhadap bayi yang baru lahir dengan mencukur sehelai demi sehelai rambut disertai pembacaan Al Barjanji, mungkin saat ini sudah jarang kita temukan. Hal itu seiring dengan perkembangan jaman yang semakin moderen dan serba instan serta tingginya pergeseran nilai-nilai sosial.
Namun, hal seperti itu tidak terjadi di Kabupaten Lampung Tengah. Contohnya yang dilakukan Mulyani, salah satu warga dari Dusun V Kelurahan Balairejo, Kecamatan Kalirejo, yang baru-baru ini melaksanakan acara pemberian nama dan pencukuran rambut cucu pertamanya, Beryl Ghazali Athalla yang mempunyai gelar atau julukan Raja Perdana, Minggu (9/7/2017).
Dalam acara tersebut, Mulyani yang memiliki gelar atau julukan Khatu Mangkuan, mengumpulkan kerabat dekat serta lingkungan, guna untuk menyaksikan kehadiran cucunya yang baru lahir. Prosesi pemberian nama dirangkai dengan pembacaan Al Barjanji diteruskan dengan menggendong bayi mengelilingi para jemaah dengan membawa serta alat cukur. Lalu para jamaah tersebut berkesempatan untuk mencukur rambut sibayi tersebut secara bergantian.
Al Barjanji sendiri merupakan pembacaan syair puisi yang terbagai atas duan bagian yaitu Natsar dan Nazhom. Natsar mencakup 19 sub-bagian yang memuat 355 untaian syair, dengan mengolah bunyi “ah” pada tiap-tiap rima akhir. Keseluruhnya menceritakan kisah Nabi Muhammad SAW, mulai saat-saat menjelang nabi dilahirkan hingga masa-masa tatkala beliau mendapat tugas kenabian. Sementara, bagian Nazhom terdiri dari 16 sub bagian berisi 205 untaian syair penghormatan berupa puji-pujian akan keteladanan Nabi Muhammad SAW, dengan olahan rima akhir berbunyi “nun”.
Menurut Tokoh adat setempat, Haidir Arif gelar Raja Utama mengatakan bahwa prosesi pembacaan Al Barjanji dalam adat istiadat Lampung sering di sebut Marhaban.
“Tidak dilakukan hanya saat pemberian nama bayi yang baru lahir, akan tetapi pada saat acara khitanan, pernikahan dan peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW, prosesi Marhabanan juga sering dilakukan. Dengan melaksanakan tradisi tersebut diyakini oleh sebagian umat Islam dapat meningkatkan keimanan dan kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW”, tutupnya.
(S04)