Watoni Nurdin : Berbeda Pilihan Dalam Pemilu, Bentuk Nyata Pentingnya Penerapan Nilai Pancasila

3
Berbeda Pilihan Dalam Pemilu, Bentuk Nyata Pentingnya Penerapan Nilai Pancasila
Anggota DPRD Provinsi Lampung, Watoni Nurdin saat memaparkan pentingnya Ideologi Pancasila dalam kehidupan sehari- hari, di Pekon Jati Agung, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu, Minggu (4/2/24). Photo : rls

Sebatin.com, Pringsewu – Awal tahun ini, masyarakat Indonesia akan menghadapi pelaksanaan pesta demokrasi serentak untuk memilih presiden dan wakil presiden serta dewan perwakilan rakyat secara keseluruhan. Melalui ajang pesta demokrasi ini, menjadi pembuktian pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa.

“Jangan karena beda pilihan, terus terjadi perselisihan antar keluarga, tetangga dan lingkungan,” ujar Anggota DPRD Provinsi Lampung, Watoni Nurdin, di hadapan warga Pekon Jati Agung, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu, Minggu (4/2/24), dalam acara sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (PIP-WK).

Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung tersebut menegaskan runtuhnya nilai-nilai Pancasila saat ini, dirasa sangat nyata dengan faktor utamanya adalah besarnya pengaruh dan ketergantungan keseharian dengan teknologi gawai atau smartphone. Atas dasar itu, pihaknya menghimbau kepada peserta yang hadir untuk tidak membiasakan anak-anak nya dibiarkan memakai smartphone secara berlebihan.

Menurutnya, dampak positif dan negatif dari teknologi smartphone sangat luar biasa, dari sisi negatif salah satunya bisa mencuci otak anak. Karena, tidak bisa di pungkiri, kebanyakan saat ini para ibu, ketika anak menangis, langsung diberi gawai. Padahal, kecerahan layar dapat merusak mata anak dan otak, jika dipergunakan secara berlebihan. Tentu, perilaku tersebut sangat bertentangan dengan target secara nasional yang saat ini sedang mengejar Generasi Emas 2045.

“Nah, mulai saat ini, kalau bisa anak-anak kita, dihindari untuk intens memegang smartphone. Ini penting dan saya minta, pahami materi yang dipaparkan oleh narasumber,” pungkasnya.

Ditempat yang sama, staf ahli Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Republik Indonesia (RI), Sairul Basri sebagai narasumber mengatakan, bangsa Indonesia lahir dan merdeka ada andil Tuhan, yang tertuang dalam sila pertama. Yaitu Ketuhanan yang maha Esa. Karena, secara logika pada zaman dulu untuk merebut kemerdekaan sebuah kemustahilan jika mengandalkan alat perang yang digunakan. Alasannya. Jepang menggunakan alat perang lengkap, sementara Indonesia hanya mengandalkan bambu runcing.

“Ini perlu saya tegaskan, agar kita semua memahami secara utuh tentang Pancasila. Karena, agama dan negara ini, adalah sisi yang berbeda. Tetapi, satu kesatuan,” tegasnya. (Sgn)

Tinggalkan Komentar Anda