Refleksi Kemerdekaan

254
Refleksi Kemerdekaan
(Ilustrasi)

Sebatin.com – Apakah hidup ini untuk uang? Bukankah hidup ini hanya sesaat setelah itu mati? Sebab itulah ada pepatah yang mengatakan: hidup, bermanfaat, lalu mati.

Sebagai negara berkembang, Indonesia memang membutuhkan banyak peningkatan dan pembaharuan di berbagai sektor. Namun, hal itu mungkin takkan bisa terwujud jika hanya dilakukan oleh pemerintah saja. Sudah menjadi tanggung jawab kita rakyat Indonesia sebagai warga negara yang baik dan yang mencintai tanah airnya.

Pulau Jawa yang sejak beratus-ratus tahun yang lalu sudah didiami oleh banyak orang dari berbagai bangsa, pun masih ada di beberapa bagiannya yang memprihatinkan. Apalagi kota-kota di Pulau Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua, dan lainnya.

Oleh karena negara dan bangsa ini tak cukup mampu untuk memberdayakan tanah air kita, maka bangsa lain sejak dulu telah mengambil alihnya, baik secara penuh maupun sebagian. Baik secara terang-terangan maupun secara diam-diam. Baik secara legal maupun secara illegal.

Indonesia sudah merdeka selama tujuh puluh satu tahun, tapi masih sedikit sekali perkembangannya. Banyak negara-negara lain yang dalam kurun waktu tak sampai lima puluh tahun merdekanya, tapi sudah menjadi negara maju.

Puluhan atau bahkan ribuan sarjana diwisuda setiap tahunnya, tapi tak cukup membantu negara ini untuk menjadi lebih baik. Betapa banyak kota-kota di Indonesia yang potensinya diambil oleh bangsa luar, tapi tak memberikan manfaat yang cukup untuk masyarakatnya. Sebagai contoh PT Freeport di Papua, dan perusahaan tambang milik luar lainnya. Atau resort-resort mewah di Kepulauan Riau.

Maka dari itu, marilah berpendidikan dan berpikir kreatif. Jadilah bermanfaat bagi negara, bangsa, dan agama. Bukankah sebaik-baik manusia adalah ia yang bermanfaat? (Al Hadeed)

Tinggalkan Komentar Anda